TEMPO.CO, Kendari-Akibat kelelahan, Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) Desa Lahimbua, Kecamatan Andowia, Kabupaten Konawe Utara, Odiman, 28 tahun, harus dilarikan ke rumah sakit karena jatuh pingsan. Odiman tumbang usai melakukan perekapan logistik surat suara pemilu di tingkat kecamtan. Insiden itu terjadi di Balai Kecamatan Andowia, Kamis malam, 25 April 2019.
Ketua Pengawas Kecamatan (Panwascam) Andowia, Misdar, membenarkan kejadian tersebut. Menurut Misdar Odiman mengalami kelelahan karena bekerja nonstop selama lima hari lima malam merekapitulasi perhitungan suara pemilu sejak 21 April lalu.
Baca: Sri Mulyani: Petugas KPPS yang Meninggal Dapat Santunan Tak Biasa
"Dia sempat menyampaikan kepada kami kalau lemas, merasa pusing dan sudah mau jatuh. Tidak lama setelah itu dia langsung drop jatuh dan tak sadarkan diri," ujar Misdar saat dihubungi.
Melihat kejadian itu, ujar Misdar, teman-temannya sesama anggota KPPS segera melakukan pertolongan pertama. Mereka meminta pertolongan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Konawe Utara.
Setelah petugas rumah sakit datang, Odiman langsung dirujuk menggunakan ambulan agar mendapatkan penanganan medis secara intensif. "Sementara ditangani pihak rumah sakit secara intensif. Kondisinya lemah sekali dan pucat," ujar Misdar.
Simak: KPU Usulkan Petugas KPPS Meninggal Dapat Santunan Rp 30-36 Juta
Misdar berujar dalam perekapan yang dilakukan para penyelenggara baik PPK, PPS, dan KPPS siap siaga 1 kali 24 tanpa ada istrahat sedikitpun. Kondisi fisik para penyelenggara lainnya saat ini sangat lemah usai melakukan perekapan.
"Mulai dair jam 6 pagi, sampai jam 6 pagi kembali mereka (penyelenggara) merekap surat suara. Selama 5 hari 5 malam. Dan baru selesai tadi ini jam 2 siang. Sekarang ini mereka masih mau begadang lagi karena mau rampungkan administrasinya, untuk persiapan logsitik di bawa ke KPU," ucap Misdar ihwal Ketua KPPS yang jatuh pingsan.
ROSNIAWANTI FIKRI